sribu

728x90.id

Wednesday, December 19, 2012

Mendengarkan Wawancara - SMP Kelas 7

Mendengarkan Wawancara
Normal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 1.0cm;"> Wawancara adalah kegiatan tanya jawab dengan seseorang untuk menggali informasi atau pendapat mengenai suatu masalah. Dalam sebuah wawancara, penanya dapat mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan informasi yang ingin digali. Sebaliknya, narasumber akan menjawab masalah yang ditanyakan. Jawaban narasumber dapat berupa pendapat atau informasi tentang suatu hal. Kalimat pertanyaan dalam wawancara hendaknya disesuaikan dengan tujuan wawancara, jelas, memuat satu hal, tidak terlalu panjang, dan tidak menyinggung perasaan.
Dari suatu wawancara kita dapat menyimpulkan pendapat narasumber. Langkah-langkah menyimpulkan pendapat narasumber sebagai berikut.
1. Simaklah wawancara dengan cermat!
2. Datalah jawaban yang dikemukakan narasumber! Jawaban yang dikeluarkan narasumber berisi
pendapat dan informasi tentang suatu masalah. Pendapat dan informasi meliputi:
a. sesuatu yang dibicarakan;
b. orang yang dibicarakan;
c. tempat terjadinya sesuatu yang dibicarakan;
d. waktu terjadinya sesuatu yang dibicarakan;
e. penyebab terjadinya sesuatu yang dibicarakan; dan
f. proses terjadinya sesuatu yang dibicarakan.
3. Ubahlah jawaban yang telah didata menjadi kalimat!
4. Simpulkan jawaban yang telah diubah menjadi kalimat dalam satu paragraf yang runtut dan padu!

UJI KOMPETENSI

A. Simaklah wawancara dengan Bakdi Soemanto berikut. Sambil mendengarkan, catatlah pendapat-pendapat
yang terdapat dalam wawancara!
Petunjuk Guru
Guru dapat menyuruh dua orang siswa untuk membacakan teks wawancara dengan Bakdi Soemanto atau sebelumnya guru dapat merekam wawancara. Kemudian, guru menyiapkan alat untuk memutar rekaman di dalam kelas.
Wawancara dengan Bakdi Soemanto, seorang Dosen UGM dan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Catatan:
W : Wartawan
BS : Bakdi Soemanto
W : ”Rendra dikenal sebagai seorang dramawan dan penyair. Bagaimana menurut pendapat Bapak?”
BS : ”Pada hemat saya, meski banyak disebut sebagai dramawan, W. S. Rendra pada dasarnya seorang
penyair.”
W : ”Mengapa demikian?”
BS : ”Dikatakan demikian bukan karena hampir pada setiap kegiatan kebahasaannya berteater, orasi budaya,
menulis esai, pidato penerimaan gelar doktor honoris causa selalu muncul puisinya. Namun,
kepenyairan dalam arti seperti dikatakan Jacques Maritain: puisi tidak dipandang sebagai bentuk
sastra, tetapi roh semua kesenian.”
W : ”Apa yang menarik dari karya awal Rendra?”
BS : ”Ada sejumlah puisi yang terkumpul dalam Ballada Orang-Orang Tercinta (1960), yang dipandang
sebagai puisi-puisi pembaruan. Ada pula lakonnya yang pertama, misalnya Orang-Orang dari Tikungan
Jalan (1954).”
W : ”Saya mendengar bahwa Rendra pernah belajar ke Amerika. Apakah Bapak bisa menceritakan?”
BS : ”Pada tahun 1963 Rendra berangkat ke Amerika Serikat. Semula ia hanya menghadiri seminar
internasional yang diselenggarakan Henry Kissinger. Namun, kemudian ia mengikuti kuliah di The
American Academy of Dramatic Art di New York. Beberapa bulan setelah Mas Willy (panggilan akrab
Rendra) berangkat, Mbak Narti, istri pertamanya, menyusul. Setelah lulus dari akademi itu, ia
melanjutkan studi di Theatre Department di Stony Brook University.”
W : ”Apakah ada perubahan dalam diri Rendra setelah mengenyam pendidikan di luar negeri?”
BS : ”Ya. Setelah menamatkan di akademi, ia mulai minta dikirimi potongan-potongan koran lokal dan
nasional dari tanah air. Di harian Bersenjata, ada berita polisi memburu-buru pelacur. Di Yogyakarta
Kedaulatan Rakyat juga memberitahukan hal itu. Dua bulan setelah saya mengirimkan potonganpotongan
koran itu, saya menerima amplop tebal dari Mbak Narti yang berisi sajak panjang berjudul
”Bersatulah Pelacur-Pelacur Ibu Kota”. Ia meminta saya untuk mengetik dan mengirimkan sajak itu
kepada H. B. Yassin untuk dimuat di majalah Horison.”
W : ”Apakah sajak itu dimuat di majalah Horison?”
BS : ”Yassin menolak memuat sajak itu karena terlalu vulgar. Yassin benar, ada yang berubah secara
besar-besaran pada Mas Willy, terutama dalam bersajak. Kepedulian puisi Rendra pada masalah
sosial sebenarnya merupakan aktualisasi dari beberapa puisi dalam kumpulan Ballada Orang-Orang
Tercinta yang membicarakan orang tersingkir, teraniaya, juga laki-laki kesepian. Yang berubah besar
adalah puitiknya, meskipun substansinya sama.”
Disadur dari: Kompas, 8 Agustus 2009
Contoh jawaban:
Pendapat-pendapat yang terdapat dalam wawancara dengan Bakdi Soemanto dapat ditemukan dalam jawaban
Bakdi Soemanto. Namun, tidak semua jawaban yang dikatakan Bakdi Soemanto berupa pendapat. Jawaban
Bakdi Soemanto dapat juga berupa informasi. Pendapat yang terdapat dalam wawancara dengan Bakdi
Soemanto sebagai berikut.
1. W. S. Rendra pada dasarnya seorang penyair.
2. Kepenyairan Rendra, seperti dikatakan Jacques Maritain: puisi tidak dipandang sebagai bentuk sastra,
tetapi roh semua kesenian.
3. Ada perubahan dalam diri Rendra setelah menamatkan studi di The American Academy of Dramatic Art
di New York.
4. Kepedulian puisi Rendra pada masalah sosial sebenarnya merupakan aktualisasi dari beberapa puisi
dalam kumpulan Ballada Orang-Orang Tercinta yang membicarakan orang tersingkir, teraniaya, juga
laki-laki kesepian.
5. Yang berubah besar adalah puitiknya, meskipun substansinya sama.
Informasi yang terdapat dalam jawaban narasumber sebagai berikut.
1. Ada sejumlah puisi yang terkumpul dalam Ballada Orang-Orang Tercinta yang dipandang sebagai puisipuisi
pembaruan.
2. Lakon pertama misalnya Orang-Orang di Tikungan Jalan (1954).
3. Pada tahun 1963 Rendra berangkat ke Amerika Serikat.
4. Rendra kuliah di The American Academy of Dramatic Art di New York.
5. Mbak Narti, istri pertama Rendra, menyusul beberapa bulan kemudian.
6. Rendra melanjutkan studi di Theatre Department di Stony Brook University.
7. Setelah menamatkan di akademi, Rendra minta dikirimi potongan-potongan koran lokal dan nasional
dari tanah air.
8. Bakdi Soemanto menerima amplop dari Mbak Narti yang berisi sajak panjang berjudul ”Bersatulah
Pelacur-Pelacur Ibu Kota”.
9. Yassin menolak memuat sajak ”Bersatulah Pelacur-Pelacur Ibu Kota”.
B. Catatlah informasi-informasi penting yang kamu dapatkan dalam wawancara dengan Bakdi Soemanto!
Contoh jawaban:
Informasi penting yang dapat diperoleh dalam wawancara dengan Bakdi Soemanto sebagai berikut.
1. Selain sebagai dramawan, W. S. Rendra seorang penyair.
2. Kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta dipandang sebagai puisi-puisi pembaruan.
3. Rendra kuliah di The American Academy of Dramatic Art di New York.
4. Perubahan terjadi dalam diri Rendra setelah mengenyam pendidikan dari luar negeri.
Petunjuk Guru
Tidak semua informasi (siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) dapat ditemukan
dalam suatu wawancara. Jadi, siswa tidak harus menemukan semua informasi. Siswa dapat menuliskan
informasi yang mereka tangkap. Guru hanya menilai kelengkapan informasi yang dikumpulkan siswa,
bukan benar atau salah. Namun, jawaban yang ditulis siswa harus berhubungan dan ada dalam wawancara
yang didengarkan (wawancara dengan Bakdi Soemanto). Wawancara tersebut tidak mengandung
informasi mengenai waktu dan tempat peristiwa yang dibicarakan.

No comments:

Post a Comment

post a comments