Mendengarkan Wawancara
Dari suatu wawancara kita dapat menyimpulkan
pendapat narasumber. Langkah-langkah menyimpulkan pendapat narasumber sebagai
berikut.
1.
Simaklah wawancara dengan cermat!
2.
Datalah jawaban yang dikemukakan narasumber! Jawaban yang dikeluarkan
narasumber berisi
pendapat
dan informasi tentang suatu masalah. Pendapat dan informasi meliputi:
a.
sesuatu yang dibicarakan;
b.
orang yang dibicarakan;
d.
waktu terjadinya sesuatu yang dibicarakan;
e.
penyebab terjadinya sesuatu yang dibicarakan; dan
f.
proses terjadinya sesuatu yang dibicarakan.
3.
Ubahlah jawaban yang telah didata menjadi kalimat!
4.
Simpulkan jawaban yang telah diubah menjadi kalimat dalam satu paragraf yang
runtut dan padu!
UJI KOMPETENSI
A. Simaklah wawancara dengan Bakdi Soemanto berikut. Sambil
mendengarkan, catatlah pendapat-pendapat
yang terdapat dalam wawancara!
Petunjuk
Guru
Guru dapat menyuruh dua orang siswa untuk membacakan teks wawancara
dengan Bakdi Soemanto atau sebelumnya guru dapat merekam wawancara. Kemudian,
guru menyiapkan alat untuk memutar rekaman di dalam kelas.
Wawancara dengan Bakdi Soemanto, seorang Dosen UGM dan Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Catatan:
W :
Wartawan
BS
: Bakdi Soemanto
W :
”Rendra dikenal sebagai seorang dramawan dan penyair. Bagaimana menurut
pendapat Bapak?”
BS
: ”Pada hemat saya, meski banyak disebut sebagai dramawan, W. S. Rendra pada
dasarnya seorang
penyair.”
W :
”Mengapa demikian?”
BS
: ”Dikatakan demikian bukan karena hampir pada setiap kegiatan kebahasaannya
berteater, orasi budaya,
menulis
esai, pidato penerimaan gelar doktor honoris causa selalu muncul puisinya.
Namun,
kepenyairan
dalam arti seperti dikatakan Jacques Maritain: puisi tidak dipandang sebagai
bentuk
sastra,
tetapi roh semua kesenian.”
W :
”Apa yang menarik dari karya awal Rendra?”
BS
: ”Ada sejumlah puisi yang terkumpul dalam Ballada Orang-Orang Tercinta (1960),
yang dipandang
sebagai
puisi-puisi pembaruan. Ada pula lakonnya yang pertama, misalnya Orang-Orang
dari Tikungan
Jalan
(1954).”
W :
”Saya mendengar bahwa Rendra pernah belajar ke Amerika. Apakah Bapak bisa
menceritakan?”
BS
: ”Pada tahun 1963 Rendra berangkat ke Amerika Serikat. Semula ia hanya
menghadiri seminar
internasional
yang diselenggarakan Henry Kissinger. Namun, kemudian ia mengikuti kuliah di
The
American
Academy of Dramatic Art di New York. Beberapa bulan setelah Mas Willy
(panggilan akrab
Rendra)
berangkat, Mbak Narti, istri pertamanya, menyusul. Setelah lulus dari akademi
itu, ia
melanjutkan
studi di Theatre Department di Stony Brook University.”
W :
”Apakah ada perubahan dalam diri Rendra setelah mengenyam pendidikan di luar
negeri?”
BS
: ”Ya. Setelah menamatkan di akademi, ia mulai minta dikirimi potongan-potongan
koran lokal dan
nasional
dari tanah air. Di harian Bersenjata, ada berita polisi memburu-buru pelacur.
Di Yogyakarta
Kedaulatan
Rakyat juga memberitahukan hal itu. Dua bulan setelah saya mengirimkan
potonganpotongan
koran
itu, saya menerima amplop tebal dari Mbak Narti yang berisi sajak panjang
berjudul
”Bersatulah
Pelacur-Pelacur Ibu Kota”. Ia meminta saya untuk mengetik dan mengirimkan sajak
itu
kepada
H. B. Yassin untuk dimuat di majalah Horison.”
W :
”Apakah sajak itu dimuat di majalah Horison?”
BS
: ”Yassin menolak memuat sajak itu karena terlalu vulgar. Yassin benar, ada
yang berubah secara
besar-besaran
pada Mas Willy, terutama dalam bersajak. Kepedulian puisi Rendra pada masalah
sosial
sebenarnya merupakan aktualisasi dari beberapa puisi dalam kumpulan Ballada
Orang-Orang
Tercinta
yang membicarakan orang tersingkir, teraniaya, juga laki-laki kesepian. Yang
berubah besar
adalah
puitiknya, meskipun substansinya sama.”
Disadur
dari: Kompas, 8 Agustus 2009
Contoh
jawaban:
Pendapat-pendapat
yang terdapat dalam wawancara dengan Bakdi Soemanto dapat ditemukan dalam
jawaban
Bakdi
Soemanto. Namun, tidak semua jawaban yang dikatakan Bakdi Soemanto berupa
pendapat. Jawaban
Bakdi
Soemanto dapat juga berupa informasi. Pendapat yang terdapat dalam wawancara
dengan Bakdi
Soemanto
sebagai berikut.
1.
W. S. Rendra pada dasarnya seorang penyair.
2.
Kepenyairan Rendra, seperti dikatakan Jacques Maritain: puisi tidak dipandang
sebagai bentuk sastra,
tetapi
roh semua kesenian.
3.
Ada perubahan dalam diri Rendra setelah menamatkan studi di The American
Academy of Dramatic Art
di
New York.
4.
Kepedulian puisi Rendra pada masalah sosial sebenarnya merupakan aktualisasi
dari beberapa puisi
dalam
kumpulan Ballada Orang-Orang Tercinta yang membicarakan orang tersingkir,
teraniaya, juga
laki-laki
kesepian.
5.
Yang berubah besar adalah puitiknya, meskipun substansinya sama.
Informasi
yang terdapat dalam jawaban narasumber sebagai berikut.
1.
Ada sejumlah puisi yang terkumpul dalam Ballada Orang-Orang Tercinta yang
dipandang sebagai puisipuisi
pembaruan.
2.
Lakon pertama misalnya Orang-Orang di Tikungan Jalan (1954).
3.
Pada tahun 1963 Rendra berangkat ke Amerika Serikat.
4.
Rendra kuliah di The American Academy of Dramatic Art di New York.
5.
Mbak Narti, istri pertama Rendra, menyusul beberapa bulan kemudian.
6.
Rendra melanjutkan studi di Theatre Department di Stony Brook University.
7.
Setelah menamatkan di akademi, Rendra minta dikirimi potongan-potongan koran
lokal dan nasional
dari
tanah air.
8.
Bakdi Soemanto menerima amplop dari Mbak Narti yang berisi sajak panjang
berjudul ”Bersatulah
Pelacur-Pelacur
Ibu Kota”.
9.
Yassin menolak memuat sajak ”Bersatulah Pelacur-Pelacur Ibu Kota”.
B.
Catatlah informasi-informasi penting yang kamu dapatkan dalam wawancara dengan
Bakdi Soemanto!
Contoh
jawaban:
Informasi
penting yang dapat diperoleh dalam wawancara dengan Bakdi Soemanto sebagai
berikut.
1.
Selain sebagai dramawan, W. S. Rendra seorang penyair.
2.
Kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta dipandang sebagai puisi-puisi
pembaruan.
3.
Rendra kuliah di The American Academy of Dramatic Art di New York.
4.
Perubahan terjadi dalam diri Rendra setelah mengenyam pendidikan dari luar
negeri.
Petunjuk
Guru
Tidak
semua informasi (siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) dapat
ditemukan
dalam
suatu wawancara. Jadi, siswa tidak harus menemukan semua informasi. Siswa dapat
menuliskan
informasi
yang mereka tangkap. Guru hanya menilai kelengkapan informasi yang dikumpulkan
siswa,
bukan
benar atau salah. Namun, jawaban yang ditulis siswa harus berhubungan dan ada
dalam wawancara
yang
didengarkan (wawancara dengan Bakdi Soemanto). Wawancara tersebut tidak
mengandung
informasi
mengenai waktu dan tempat peristiwa yang dibicarakan.
No comments:
Post a Comment
post a comments