PENJUAL SENDOK BEKAS
CERITA ORANG PINGGIRAN TRANS 7
“Jang abdi bade
nyandak sendok, manawi aya?” kata Omah.
“Tos seep ma, da tos di candak ka
tonggoh ka ditu” jawab bandar barang bekas
“Oh nya wios atuh abi milarian deui kanu sanes” tutur Omah dengan wajah sedih.
Bukan baru kali ini saja pencarian Omah berakhir dengan
tangan hampa. Wajar saja mencari sendok bekas tak seperti mencari sampah
plastic yang melimpah. Wanita 70 th ini
sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. “atuh teu aya nu miwarang
ngicalan mah ngngur we sadinten sadinten teh, kadang2 menak emam kadang2 henteu
malihan mah sok dipasihan ku tatangi” . seminggu sampai dua mingu sekali yang
Omah lakukan memanglah berkeliling ke bandar2 barang bekas yang ada di
kampungnya. Masih ada harapan, ada satu tempat lagi yang biasa Omah datangi.
Mudah2han kali ini Omah lebih beruntung.
Jang Adang “kulan” “
ieu bade setoran anu kamari” “uhun”, tah ayeuna bade nyandak deui, aya
teuaya?”” aya ma ngan can di ieu ku abi teh can dipilihan sok we lah ema
milihan nyalira”
Ia masih memiliki utang setoran sisa penjualan minggu lalu.
Kali ini Omah Maryam,ah bias sedikit lega ada keeping keeping sendok diantara
tumpukan sampah dan loakan. Beberapa piring kaleng ini juga sangat berguna bagi
dirinya, keperadaan kepingan sendok dan piring bekas ini memang begitu berharga
bagi Omah. Menemukannya layaknya melihat emas. Barang bekas ini nantinya bias
ia jual untu enyambung hidup bersama sang anak di rumah. Terakhir kali omah
mengumpulkan sendo pada minggu yang lalu. Jeda waktu seminggu kiranya cukup
untuk membuat sendok bekas terkumpul lagi.omah tak bisa menjualnya perbiji, ia harus
mengumpulkan paling tidak satu lusin
hingga bisa dijual kembali. Jika terlalu cepat paling2 sendok yg
tersedia hnya beberapa potong saja pekerjaan omah memang tak biasa tak banyak
orang yg terpikir menjual sendok bekas seperti yang dilakukan Omah.
“dulunya pertamanya suka ngambil yang ginian kan
rongsokan, cumin dia kasian lalu saya
tawarin itu sendok jual sendok, ambil dulu kemudian kaqlau udah laku baru
bayar”
Dahulu omah memang pernah mengumpulkan sampah plastiknamun
karena fisiknya yg semakin menua omah tak kuat l;agi keliling kampong mencari
onggokan sampah beks kemasan air minum sementara hasilnya sangat tak
serbanding. Mengumpulkan samoah plastic jelas mengharuskan Omah berkali kli
menunduk sepanjang jalan tiap kali ingin mengambil sampah “ henteu da ahh teu
kiat atuh da ieu na ,,angkatna, ieu sok nyeri cangkeng upami angkat lmi2 the,
teras we nyri dikituan kadang2 nju mapah
teh .
Menjual sendok
ebenarnya tak bisa dibilang enteng namun paling tidak rasa lelah yang
diakibatkan masih bisa omah tangani inipuntak bisa setiap hari ia menjual
sendok, sesekali saja saat persediaan sendok sudah banyak terkumpul. Henteu,
ikadang2 samingu sakali, kadang2 samingon teu icalan. Ada kalanya sang Bandar
barang loakan ini yang mengumpulkan sendok di suatu tempat naming sering kali
omah sendiri yang harus mencari dan mengumpulkan . ditempat ini belasan pemulung menyetorkan