5.1. Pengantar Seni Rupa
Kemampuan bidang estetika dan budaya
seakan dikesampingkan
pada kondisi sistem pendidikan
nasional saat ini, karena lebih
mengutamakan pengembangan kemampuan
dibidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan matematika. Hal ini
kurang mendukung upaya pembentukan
kwalitas kepribadian manusia Indonesia
yang diharapkan. Peran pendidikan
seni merupakan salah satu kemampuan
dibidang estetika yang dapat
mewujudkan manusia seutuhnya.
Seni merupakan salah satu pemanfaatan
budi dan akal untuk
menghasilkan karya yang dapat
menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni
merupakan suatu wujud ekspresi yang
bernilai dan dapat dirasakan secara
visual maupun audio. Seni terdiri dari
musik, tari, rupa, dan drama/sastra.
Seni rupa merupakan ekspresi yang
diungkapkan secara visual dan terwujud
nyata (rupa).
Seni rupa modern terbagi atas dua
kelompok besar yaitu seni murni
dan seni terapan. Seni terapan terdiri
dari desain dan kriya. Desain dan Kriya
bertujuan untuk mengisi kebutuhan
masyarakat akan bidang estetis terapan.
Perkembangan keilmuan seni rupa dalam
beberapa tahun terakhir ini
mengalami perluasan ke arah wahana
besar yang kita kenal sebagai budaya
rupa (visual culture). Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang
seni
rupa yang kita kenal saja, seperti
lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tapi
juga meliputi kegiatan luas dunia
desain dan kriya (kerajinan), multimedia,
fotografi. Bahkan muncul pula teori
dan ilmu sejarah seni rupa, semantika
produk, semiotika visual, kritik seni,
metodelogi desain, manajemen desain,
sosiologi desain, dan seterusnya.
Dalam kehidupan seni rupa modern, dari
dua kelompok besar seni
murni dan seni terapan, terdapat
pembagian tiga jenis seni rupa yang telah
lazim, yaitu seni
murni, desain, dan kriya.