sribu

728x90.id

Friday, May 20, 2016

Kang Maman – Seakrab Kopi, Sehangat Teh

Teh dan kopi bukan semata minuman, melainkan karya seni dan penuh ritual saat menyeduh, menghidu, dan mencecapnya.

Teh hanya tiga huruf, namun mampu menenangkan jiwa dan menghangatkan raga di sela nasgitel-nya (panas, legit,kentel) dan ribuan variannya yang begitu menggoda. Teh tak hanya kuasa suguhkan rasa tawar, tapi juga manis dan bisa dipadu dengan apa pun untuk memanjakan indra cecap dan rasa. Dan itu bak warna-warni kehidupan; kadang tawar, kadang manis, kadang bercampur baur mengaduk jiwa dengan beragam rasa. Ada masam yang tercecap saat menikmati lemon tea; rasa segar saat menghirup fruit tea; hangat bak pelukan kekasih saat meminum ginger tea; dan ada gairah penuh pesona saat menikmatimilk tea (teh susu). Sungguh menggairahkan.

Sementara kopi, hanya lebih satu huruf dari teh. Sesempurna apa pun kopi yang engkau seduh, tetaplah kopi yang menyimpan sisi pahit yang tak mungkin kau ingkari adanya. Kopi itu sungguh teramat jujur, ia tak suka tampil manis, apalagi berpura-pura manis. Begitulah kopi yang meninggalkan pelajaran indah. Masihkah kau takut dengan pahitnya hidup, dengan pahitnya cinta? Bukankah kopi sempurna justru karena rasa pahitnya? Demikian pula cinta.

Kopi, teh, adalah selarik puisi yang bisa kau sesap, kau seruput, seduh, dan hidu menemani di setiap waktu. Di saat terbitnya mentari pagi, di kala teriknya siang yang menyengat, di semburat jingga senja jelang malam, dan di dingin yang menggigilkan jiwa tengah malam.

Sesaplah teh dan kopi dengan sepenuh hati, karena hidup—ditemani secangkir teh atau kopi, saat sendiri atau di kala berdampingan—tetap penuh arti.

Teh, kopi, seperti kekasih. Ia bagai tanda titik. Bersamanya engkau tak akanengkau akan berhenti mengingat yang lain. (Maman Suherman)

No comments:

Post a Comment

post a comments